Pewarta: Iwan Brata Darma
KABUPATEN MUARA ENIM MEDIA LENSA DESA. COM
Adat-istiadat perkawinan suatu daerah haruslah tetap dijaga dan dilestarikan. Salah satunya dengan cara diterapkan pada saat pernikahan masa kini, agar para generasi tetap ingat dan memahaminya. Salah satu contohnya adalah saat pernikahan Putri Abdul Gani Kepala Biro Media Lensa Desa Tiara dan Mifta Berawal daru iringan arakan dengan menggunakan alat Terbangan Dzikir (Grup Marawis Putra) diiringi Rombongan Pengantin dari kedua belah menuju tempat utama pernikahan Tiara putri Bapak Abdul Gani Dari Desa pulau panggung Kecamatan SDL dengan Mifta dari Desa Tanjung Tiga Kecamatn Semende Darat Ulu Kaupaten Muara Enim, Minggu 5 Februari 2025 Acara digelar di Desa Tanjung Tiga Aroma Adat Semende begitu kental. Iringan rombongan pengantin berjalan kaki sepanjang 100 meter. Sampai di tempat Resepsi Pernikahan disambut oleh dua orang yang sedang melakukan Kuntau (sejenis karate). Adapun maksud dengan tujuan dari Kuntau adalah bahwa pernikahan selalu waspada dan dibentengi dengan tangan kosong tanpa adanya kekerasan dari benda tajam apapun. Diharapkan perkawinannya selamat dunia akhirat hingga akhir hayat.
Usai disambut dengan Terbangan, Dzikir dan Kuntau dilanjutkan naik ke rumah Tunggu Tubang (rumah tempat berkumpulnya keluarga besar adat Semende). Di sini pengantin duduk dan pihak Besan alias Sima dengan Pemapatk artinya Ahli Rumah. Mereka duduk sama rata membaur tanpa adanya perbedaan kedua belah pihak. Harapan tertumpu pada pengantin nantinya dalam menjalankan rumah tangga tidak pilih bulu antara pihak suami dan istri.
Dilanjutkan lantunan Ayat Suci Alquran yang dibawakan begitu syahdu mengawali acara resepsi dilanjutkan nasehat dari Pemapak dan sambutan Sima yang kental dengan Aksen Logat kedua belah pihak yang menasehati kedua mempelai dengan cara Semendehan.
Pada sesion selanjutnya dinamakan Ziarah. Namun Ziarah di sini adalah membawa ayat-ayat pendek Alquran, dzikir, dan doa dipandu oleh seorang Kyai serta diakhiri acara minum sup bersama-sama. Ini berarti pelajaran yang kita petik pada Pernikahan Adat Semende senantiasa dari awal mengarungi bahtera rumah tangga haruslah bersama-sama dilakukan dan dikerjakan tanpa harus berat sebelah.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »